Dongeng Lutung Kasarung - Dahulu kala disuatu tempat yang jauh terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Tapa Agung. Kerajaanya sangat makmur dan rakyatnya hidup berkecukupan. Hingga suatu hari, Sang prabu terlihat kebingungan memikirkan suatu hal yang sangat penting. Sang prabu merasa sudah saatnya untuk melengserkan diri namun ia belum bisa memutuskan pengganti dirinya. Jika mengikuti hukum adat, maka putri sulungnyalah yang berhak menduduki tahtanya, namun sang putri Purbararang memiliki sifat sombong, culas dan penuh kedengkian. Ia sudah terlalu sering mengambil keputusan tanpa memikirkan akibat yang mungkin ditimbulkan. Sifat ini jelas berbeda jauh dengan adik bungsunya putri Purbasari yang mempunyai sifat penyayang, arif serta bijaksana. Karenanya sang prabu lebih menyanyangi Putri Purbasari.
Setelah mempertimbangkan dengan masak-masak, prabu Tapa Agung akhirnya memutuskan putri Purbasarilah yang akan menggantikan tahtanya. Putri Purbararang menjadi sangat marah setelah mendengar keputusan ayahandanya. Dia merasa lebih berhak mendapatkan tahtanya dibanding adiknya. Dia akhirnya menemui tunanganya pangeran Indrajaya untuk mengadukan hal tersebut.
Pangeran indrajaya menyarankan untuk meminta bantuan dukun jahat bernama Ni Ronde untuk mencelakaan putri Purbasari. Atas saran tunanganya itu akhirnya putri Purbararang menemui dan meminta bantuan kepada Ni Ronde. Selang beberapa lama, terjadi kehebohan di istana. Kulit putri purbasari yang terkenal mulus seketika berubah bertotol hitam dan gatal. Sang prabu terheran-heran melihat keadaan putri kesayanganya itu.
Putri purbararang menyebut adiknya telah mendapatkan kutukan dari para leluhur karena telah merebut tahta miliknya. Dia juga berujar bahwa putri purbasari harus segera diusir dari istana untuk menghindari kutukan yang mungkin akan menghancurkan kerajaanya.
Prabu Tapa Agung akhirnya harus merelakan putri kesayanganya untuk di asingkan ke hutan. Hal ini dilakukanya agar kerajaan bisa terbebas dari kutukan. Putri Purbasari menerima keputusan itu dengan besar hati, dan dengan ditemani poleh seorang patih kerajaan, putri purbasari akhirnya pergi ke hutan. Di hutan tempat pengungsianya, sang patih membangun sebuah pondok sebagai tempat tinggal sang putri, kemudian ia segera kembali ke kerajaan.
Sementara itu kesalahan terbesar telah dilakukan oleh Guru Minda sehingga ia mendapatkan kutukan sebagai seekor lutung dan harus meninggalkan khayangan untuk turun kebumi. Suatu ketika sang lutung tengah asik berjalan-jalan dihutan, tanpa sengaja ia melihat seorang gadis cantik jelita sedang duduk tertegun disebuah pondok. Sayang sungguh malang, berwajah rupawan namun berkulit sangat jelek. Sang putri tersadar akan kehadiran lutung, ia pun tersenyum. Pertemuan inilah yang akhirnya membuat keseharian sang putri berubah, ia sekarang memiliki seorang teman. Untung, itulah nama yang ia sematkan kepada sang lutung yang dapat berbicara itu. Suatu hari Utung mengajak sang putri ke sebuah danau yang airnya sangat jernih. Untung menyuruhnya untuk mandi. Secara ajaib, begitu sang putri memasuki danau dan berendam, semua penyakit kulitnya yang bertotol itu kembali mulus.
Di istana, sang Prabu Tapa Agung sangat merindukan putri kesayangannya. Ia kemudian memerintahkan patih kerajaan untuk melihat keadaannya di hutan. Berita tentang kesembuhan sang putri yang telah pulih dari kutukanya membuat gembira hati sang prabu. Prabu Tapa Agung berencana memboyong putrinya itu kembali ke istana.
Putri Purbararang yang merasa posisinya mulai terancam mulai khawatir. Ia segera membujuk ayahnya untuk tidak menjemput adiknya. Prabu Tapa Agung tidak mempedulikan omongan putri Purbararang dan tetap menjemput putri Purbasari. Mendengar keputusan ayahandanya, putri Purbararang akhirnya meminta diadakan sayembara. Pemenang sayembara akan menerima kerajaan sedangkan hukuman pancung harus diterima oleh yang kalah. Dengan terpaksa sang prabu menerima sayembara ini.
Putri Purbasari tidak yakin dapat memenangkan sayembara, namun untung tidak pernah berhenti menyemangatinya.
Akhirnya hari perlombaan yang ditunggu telah tiba.
Perlombaan yang pertama ialah memasak. Masakan tercepat yang disajikan dan mempunyai rasa paling lezat akan dinyatakan menang. Dalam kompetisi ini, puluhan pelayan diminta Putri Purbararang untuk membantunya, sedangkan putri Purbasari hanya di bantu si Untung. Tanpa sepengetahuan siapapun si Untung segera meminta bantuan kepada para bidadari agar membantu putri Purbasari sehingga masakannya dapat selesai dalam sekejab dan mempunyai rasa yang sangat lezat.
Perlombaan yang kedua ialah adu panjang rambut. Rambut putri Purbararang dan putri Purbasari sama-sama di urai dan di ukur oleh para pelayannya. Putri purbasari memiliki rambut 5cm lebih panjang dari kakaknya sehingga dialah pemenangnya.
Perlombaan yang ketiga ialah beradu ketampanan pasangan masing-masing.
Melihat pasangan putri purbasari hanya seekor lutung, putri purbararang pun tersenyum licik dan menyatakan dirinya sebagai pemenangnya.
Tubuh untung secara tiba-tiba dipenuhi asap dan seketika untung berubah menjadi pemuda tampan yang sangat menawan.
Untung memperkenalkan diri sebagai Guru Minda dan menyuruh orang untuk menilai ketampanan dirinya dibandingkan dengan ketampanan pangeran Indrajaya pasangan dari putri purbararang.
Semua yang hadir menunjuk kea rah Guru Minda untuk dinyatakan sebagai pemenangnya, maka putri Purbararang terpaksa harus mau mengaku kalah. Namun kebaikan putri Purbasari membuat putri Purbararang tidak mendapatkan hukumanya dan tetap mengijinkan kakaknya untuk tinggal di istana bersamanya. Putri Purbasari menikah dengan Guru Minda, dan dibawah kepemimpinan keduanya kerajaan menjadi sangat makmur.
Setelah mempertimbangkan dengan masak-masak, prabu Tapa Agung akhirnya memutuskan putri Purbasarilah yang akan menggantikan tahtanya. Putri Purbararang menjadi sangat marah setelah mendengar keputusan ayahandanya. Dia merasa lebih berhak mendapatkan tahtanya dibanding adiknya. Dia akhirnya menemui tunanganya pangeran Indrajaya untuk mengadukan hal tersebut.
Pangeran indrajaya menyarankan untuk meminta bantuan dukun jahat bernama Ni Ronde untuk mencelakaan putri Purbasari. Atas saran tunanganya itu akhirnya putri Purbararang menemui dan meminta bantuan kepada Ni Ronde. Selang beberapa lama, terjadi kehebohan di istana. Kulit putri purbasari yang terkenal mulus seketika berubah bertotol hitam dan gatal. Sang prabu terheran-heran melihat keadaan putri kesayanganya itu.
Putri purbararang menyebut adiknya telah mendapatkan kutukan dari para leluhur karena telah merebut tahta miliknya. Dia juga berujar bahwa putri purbasari harus segera diusir dari istana untuk menghindari kutukan yang mungkin akan menghancurkan kerajaanya.
Prabu Tapa Agung akhirnya harus merelakan putri kesayanganya untuk di asingkan ke hutan. Hal ini dilakukanya agar kerajaan bisa terbebas dari kutukan. Putri Purbasari menerima keputusan itu dengan besar hati, dan dengan ditemani poleh seorang patih kerajaan, putri purbasari akhirnya pergi ke hutan. Di hutan tempat pengungsianya, sang patih membangun sebuah pondok sebagai tempat tinggal sang putri, kemudian ia segera kembali ke kerajaan.
Sementara itu kesalahan terbesar telah dilakukan oleh Guru Minda sehingga ia mendapatkan kutukan sebagai seekor lutung dan harus meninggalkan khayangan untuk turun kebumi. Suatu ketika sang lutung tengah asik berjalan-jalan dihutan, tanpa sengaja ia melihat seorang gadis cantik jelita sedang duduk tertegun disebuah pondok. Sayang sungguh malang, berwajah rupawan namun berkulit sangat jelek. Sang putri tersadar akan kehadiran lutung, ia pun tersenyum. Pertemuan inilah yang akhirnya membuat keseharian sang putri berubah, ia sekarang memiliki seorang teman. Untung, itulah nama yang ia sematkan kepada sang lutung yang dapat berbicara itu. Suatu hari Utung mengajak sang putri ke sebuah danau yang airnya sangat jernih. Untung menyuruhnya untuk mandi. Secara ajaib, begitu sang putri memasuki danau dan berendam, semua penyakit kulitnya yang bertotol itu kembali mulus.
Di istana, sang Prabu Tapa Agung sangat merindukan putri kesayangannya. Ia kemudian memerintahkan patih kerajaan untuk melihat keadaannya di hutan. Berita tentang kesembuhan sang putri yang telah pulih dari kutukanya membuat gembira hati sang prabu. Prabu Tapa Agung berencana memboyong putrinya itu kembali ke istana.
Putri Purbararang yang merasa posisinya mulai terancam mulai khawatir. Ia segera membujuk ayahnya untuk tidak menjemput adiknya. Prabu Tapa Agung tidak mempedulikan omongan putri Purbararang dan tetap menjemput putri Purbasari. Mendengar keputusan ayahandanya, putri Purbararang akhirnya meminta diadakan sayembara. Pemenang sayembara akan menerima kerajaan sedangkan hukuman pancung harus diterima oleh yang kalah. Dengan terpaksa sang prabu menerima sayembara ini.
Putri Purbasari tidak yakin dapat memenangkan sayembara, namun untung tidak pernah berhenti menyemangatinya.
Akhirnya hari perlombaan yang ditunggu telah tiba.
Perlombaan yang pertama ialah memasak. Masakan tercepat yang disajikan dan mempunyai rasa paling lezat akan dinyatakan menang. Dalam kompetisi ini, puluhan pelayan diminta Putri Purbararang untuk membantunya, sedangkan putri Purbasari hanya di bantu si Untung. Tanpa sepengetahuan siapapun si Untung segera meminta bantuan kepada para bidadari agar membantu putri Purbasari sehingga masakannya dapat selesai dalam sekejab dan mempunyai rasa yang sangat lezat.
Perlombaan yang kedua ialah adu panjang rambut. Rambut putri Purbararang dan putri Purbasari sama-sama di urai dan di ukur oleh para pelayannya. Putri purbasari memiliki rambut 5cm lebih panjang dari kakaknya sehingga dialah pemenangnya.
Perlombaan yang ketiga ialah beradu ketampanan pasangan masing-masing.
Melihat pasangan putri purbasari hanya seekor lutung, putri purbararang pun tersenyum licik dan menyatakan dirinya sebagai pemenangnya.
Tubuh untung secara tiba-tiba dipenuhi asap dan seketika untung berubah menjadi pemuda tampan yang sangat menawan.
Untung memperkenalkan diri sebagai Guru Minda dan menyuruh orang untuk menilai ketampanan dirinya dibandingkan dengan ketampanan pangeran Indrajaya pasangan dari putri purbararang.
Semua yang hadir menunjuk kea rah Guru Minda untuk dinyatakan sebagai pemenangnya, maka putri Purbararang terpaksa harus mau mengaku kalah. Namun kebaikan putri Purbasari membuat putri Purbararang tidak mendapatkan hukumanya dan tetap mengijinkan kakaknya untuk tinggal di istana bersamanya. Putri Purbasari menikah dengan Guru Minda, dan dibawah kepemimpinan keduanya kerajaan menjadi sangat makmur.