Teori-teori belajar bisa dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas fakta dan penemuan yang terkait dengan kegiatan belajar. Salah satu dari teori-teori belajar adalah teori koneksionisme. Teori koneksionisme merupakan sebuah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L Thorndike berdasarkan eksperimen yang dia lakukan pada tahun 1890an. Eksperimen yang dia lakukan memakai hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena dalam belajar.
Dari belajar dengan hewan, dia melihat bahwa ada unsur persamaan antara manusia dan hewan, namun pada manusia kemampuannya lebih tinggi. Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian masalah yang bisa dilakukan dengan cara error dan trial. Hal penting yang mempengaruhi semua belajar adalah hasil.
Thorndike berpendapat bahwa belajar akan berlangsung pada diri murid jika murid berada dalam tiga macam hukum belajar. Hukum belajar tersebut yaitu hukum kesiapan belajar, hukum latihan, dan hukum pengaruh. Hukum tentang kesiapan belajar merupakan prinsip yang menggambarkan suatu keadaan si siswa yang cenderung akan mendapatkan kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsep teori yang lain dikemukakan oleh Ivan Petrovitch Pavlov. Secara garis besar konsep ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Apabila Throndike menekankan tentang hubungan stimulus serta respons, pada teori ini guru sebaiknya tahu mengenai apa yang akan diajarkan olehnya, reaksi apa yang sebaiknya diketahui guru tentang apa yang akan diajarkan serta respons apa yang diharapkan muncul dari siswa, juga tahu kapan sebaiknya hadiah sebagai akan diberikan. Pavlov lebih mencermati arti tentang pentingnya penciptaan kondisi atau lingkungan yang bisa menimbulkan respons pada diri murid.
Hasil eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan bisa diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami bisa digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang telah disiapkan. Pada saat lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang telah dikondisikan. Menerapkan strategi Pavlov membuat individu bisa mengendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang cocok untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sedangkan individu tidak menyadari bahwa dia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar.
Dari belajar dengan hewan, dia melihat bahwa ada unsur persamaan antara manusia dan hewan, namun pada manusia kemampuannya lebih tinggi. Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian masalah yang bisa dilakukan dengan cara error dan trial. Hal penting yang mempengaruhi semua belajar adalah hasil.
Thorndike berpendapat bahwa belajar akan berlangsung pada diri murid jika murid berada dalam tiga macam hukum belajar. Hukum belajar tersebut yaitu hukum kesiapan belajar, hukum latihan, dan hukum pengaruh. Hukum tentang kesiapan belajar merupakan prinsip yang menggambarkan suatu keadaan si siswa yang cenderung akan mendapatkan kepuasan atau ketidakpuasan.
Konsep teori yang lain dikemukakan oleh Ivan Petrovitch Pavlov. Secara garis besar konsep ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Thorndike. Apabila Throndike menekankan tentang hubungan stimulus serta respons, pada teori ini guru sebaiknya tahu mengenai apa yang akan diajarkan olehnya, reaksi apa yang sebaiknya diketahui guru tentang apa yang akan diajarkan serta respons apa yang diharapkan muncul dari siswa, juga tahu kapan sebaiknya hadiah sebagai akan diberikan. Pavlov lebih mencermati arti tentang pentingnya penciptaan kondisi atau lingkungan yang bisa menimbulkan respons pada diri murid.
Hasil eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan bisa diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami bisa digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang telah disiapkan. Pada saat lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang telah dikondisikan. Menerapkan strategi Pavlov membuat individu bisa mengendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang cocok untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sedangkan individu tidak menyadari bahwa dia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar.